REKRUTMEN CALON GURU: IUFM PERANCIS
Oleh : H. Totoh Santosa, M.M.
Setelah melakukan studi banding ke Perancis, Kepala LPMP Jawa Barat memperoleh informasi mengenai trend pengembangan profesi pendidik (baca: guru) terkini yang diterapkan oleh pemerintah Perancis. Proses pengembangan profesi ini menitikberatkan proses pengrekrutan calon guru di Perancis pada IUFM.
IUFM merupakan sebuah lembaga pelatihan pendidik yang bertugas mempersiapkan para calon guru berikut rekrutmen calon guru. Mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikan jenjang D3 diberikan kesempatan untuk menjadi mahasiswa di IUFM. Calon mahasiswa diambil dari semua Universitas, tidak hanya bagi mahasiswa yang lulus dari Universitas berlatar belakang pendidikan. Setelah mendaftarkan diri, mereka yang berminat menjadi guru SD harus melewati proses seleksi berupa uji kemahiran berbahasa Perancis, Bahasa Inggris, Matematika dan Sejarah. Sedangkan calon guru mata pelajaran harus mengikuti ujian berdasarkan bidang studinya.
Setelah lulus dengan nilai yang melampaui passing grade, mahasiswa masuk pada kelas masing-masing sesuai jenjang pengajaran dan bidang studinya. Pada tahun I, mahasiswa disiapkan menjadi calan guru dengan mengikuti Didaktik Metodik selama 1 tahun. Selanjutnya di tahun II, mahasiswa melakukan latihan di lapangan. Setelah melalui tahapan ini mahasiswa menjalani ujian akhir. Apabila dinyatakan lulus, maka mahasiswa diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), dengan diberikan gaji sebesar 80% dari gaji pokok sesuai dengan standar PNS di Perancis. Setelah mendapatkan status CPNS, para guru pemula harus mengikuti program bimbingan dengan melakukan latihan menjadi pendidik di sekolah-sekolah (magang) selama 1s.d. 2 tahun. Program pelatihan di sekolah ini dinilai oleh kepala sekolah dan pengawas, setelah mendapatkan nilai terbaik dan dinyatakan layak menjadi guru lalu diangkat menjadi PNS, dengan gaji 100%.
Guru-guru yang telah lulus dari IUFM ini sudah siap mengajar, memiliki kompetensi kependidikan, dan siap melaksankan tugas di lapangan sebagai tenaga pendidik. Dengan adanya program di IUFM ini, para guru tidak lagi dituntut untuk mengikuti sertifikasi guru, seperti yang terjadi di Indonesia. IUFM bekerja sama dengan dinas pendidikan pemerintah daerah di Perancis (Disdik Pemda) dan meminta kepada perguruan tinggi (PT) untuk benar-benar melakukan program pelatihan ini sehingga menghasilkan guru-guru yang profesional. Kegiatan pelatihan ini juga terus dimonitor oleh Disdik Pemda.
Dengan demikian, setelah mengamati dan mempelajari program di IUFM ini, saya berharap bahwa proses perekrutan calon guru di Indonesia dibuka untuk semua PT, tidak hanya Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) saja, termasuk jurusan non-kependidikan. Hal ini berdasarkan fakta bahwa di lapangan banyak lulusan non-LPTK - tidak berlatarbelakang ilmu pendidikan- yang menjadi guru. Mereka bahkan tidak kalah kompeten dari guru berlatar belakang pendidikan dalam melakukan proses pembelajaran yang menyenangkan dan tepat guna di sekolah. Oleh karena itu, semua LPTK dan PT dapat bersaing dalam rangka mengupayakan reformasi dalam peningkatan mutu pendidik/guru di Indonesia. Melalui persaingan tersebut, maka diharpakan dapat menghasilkan calon-calon guru yang berkualitas dan siap mendidik di lapangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar